Thrust Reverser dalam engine CFM56-3 adalah sebuah hydro-mechanical system yang memberikan pilot untuk mendaratkan pesawat terbang pada runway dengan mengubah arah udara dari fan air flow. Main components dari thrust reversing system terdiri dari cockpit lever, hydraulic control valve module, linear hydraulic actuators, translating sleeves, blocker doors, dan cascades.

Selama forward thrust operation, translating sleeves fully retracted (forward most position) pada seperti itu blocker doors diam di outer wall. Pada posisi stowed, sleeve menutup cascade segment dan streamlines pada duct bagian dalam untuk mengurangi drag. Terdapat dua sleeve di setiap engine, satu disetiap setengah thrust reverser.



Pergerakan dari thrust reverse levers oleh pilot itu mengaktifkan (deployed) reversers dan mengeset reverse thrust power. Thrust control interlock mechanism, dipasang didalam wing leading edge, limits command dari kenaikan thrust jika translating sleeve itu tidak dalam commanded position. Mekanisme yang sama akan menjalankan thrust command ke low thrust level jika sleeve bertranslasi keluar batas pada commanded position selagi pengoperasian pada high thrust.

Selama reverse thrust operation, translating sleeves bertranslasi pada aft forming suatu annular opening antara fan dan translating sleeves, dan menarik blocker doors dari posisi diamnya. Blocker doors membentuk suatu wall, normal ke fan air flow dimana arah fan air flow secara radial keluar melalui annulus. Cascades memutar vanes yang segaris dengan annulus, dan arah airflow yang diinginkan keluar pada external flow pattern atau efflux.

Ketika thrust reverser diaktifkan, maka thrust yang dihasilkan harus sama dari masing-masing engine. Karena bila thrust yang dihasilkan tidak sama akan berakibat berbahaya untuk pendaratan. Gaya dari thrust reverser memberikan efek untuk pengereman udara, jadi ketika thrust antara engine 1 dan 2 tidak sama maka kemungkinan terjadi yawing pada proses perndaratan terjadi. Akibatnya pesawat akan tidak pada centre line landasan. Hal ini harus bisa ditanggulangi oleh pilot.

Dalam hal antisipasi terjadinya ketidaksamaan keluaran thrust reverse, diperlukan pengecekan terhadap thrust reverser terlebih dahulu. Pengecekan hanya pada pergerakan dari komponen thrust reverser system saja, apakah komponen itu bekerja dengan baik atau tidak. Pengecekan tidak pada keluaran thrust yang dihasilkan oleh engine. Adapun bila terjadi ketidaksamaan pada keluaran thrust dari engine itu mungkin disebabkan adanya kerusakan pada engine tersebut.

0 Comments